Kamis, 15 Januari 2015

Sahabat Sejati

Update lagi nih :D hahah :D Cerpen Baru


Sahabat Sejati


Alkisah, ada seorang anak direktur sebuah perusahaan besar. Namanya Melody,  walaupun ia anak orang kaya akan tetapi ia tidak sombong, ramah dan suka menolong. Melody sekarang duduk di kelas 3 SMPN 32 Jakarta.
Suatu hari di  sekolah tempat Melody, ingin mengadakan drama, drama itu diadakan untuk mengisi acara ketika perpisahan sekolahnya. Untuk itu setiap siswa diwajibkan membawa iuran sebanyak Rp 250.000.00 . Ada salah satu diantara teman Melody yang kurang mampu namanya Ratih, Melody pun berniat untuk membantunya, walaupun pada kenyataannya Ratih tidak pernah bersikap baik pada Melody.
Niat tersebut pun akhirnya diutarakan kepada Ratih. Karena Ratih anak yang mudah tersinggung , ia pun marah kepada Melody. Ratih mengira bahwa Melody ingin cari muka dan pamer kekayaan. Ia pun menolak mentah-mentah bantuan Melody.  Melody pun sedih karena Ratih telah menolak bantuan darinya. Namun, karena Melody anak yang rendah hati dia tetap saja membayarkan iuran Ratih secara diam-diam dan meminta pada guru untuk merahasiakan bahwa ia yang telah membayar iuran perpisahan Ratih.
Sebenarnya dulu Melody dan Ratih adalah teman baik. Ratih pun adalah anak orang kaya sama seperti Melody . Kebetulah papah mereka adalah rekan bisnis namun karena ada masalah orang tua  hubungan mereka pun menjadi renggang. Apalagi papah Ratih sekarang bangkrut Ratih mengira bahwa penyebabnya adalah  papah nya Melody,  ia pun semakin tidak suka pada Melody.
Setelah tahu bahwa uang perpisahannya telah dibayarkan, Ratih bingung siapakah yang telah membayarkannya. Namun ia tak ambil pusing, yang penting ia tidak perlu bingung mencari uang untuk perpisahannya.
Sewaktu pulang sekolah Melody ingin mengajak Ratih untuk pulang bersama, lantas ia pun segera berlari menghampiri  Ratih yang ada di ujung jalan. Ketika tahu Melody sedang mengejarnya Ratih pun kemudian berlari. Tiba-tiba ada mobil yang sedang  melaju hampir menabrak Ratih yang  menyebrang jalan, tetapi Melody langsung mendorong Ratih dan akhirnnya Melody  lah yang tertabrak. Sontak Ratih langsung menghampiri Melody yang sudah tergeletak bersimpuh darah dengan perasaan bersalah dan sedih Ratih pun meneteskan air mata.  Seketika orang-orang sekitar tempat kejadian menghampiri Melody dan Melody pun dilarikan ke rumah sakit. Bersama Ratih yang juga turut mengantar Melody.

Saat berada di rumah sakit Ratih begitu khawatir akan keadaan Melody yang kini belum sadarkan diri. Ia pun menolak ajakan ayah Melody untuk makan. Setelah  1 jam di ruang UGD akhirnya, Melody dibawa ke ruang rawat yang artinya Melody sudah boleh dijenguk. Tanpa ragu Ratih pun langsung masuk, dilihatnya kondisi Melody yang cukup parah terutama di bagian kakinya ia pun bertambah sedih  dan meneteslah air matanya tepat di telapak tangan Melody. Melody pun seketika membuka matanya ia senang karena yang dilihatnya adalah Ratih, ia pun tersenyum dan Ratih pun memeluknya. Semenjak kejadian itu Ratih selalu datang untuk menjenguk dan merawat Melody. Hingga akhirnya Melody pun sembuh dan mereka kembali menjalin persahabatan. 

Categories:

Senin, 12 Januari 2015

Puisi ( Putus Asa )

Putus Asa
Oleh  : CoreCeri

Disaat cinta telah hilang
Ku minum dan Ku hisap racun
Pengkhianat dan pencundang 
Tersenyum dan tertawa bagaikan seorang yang benar

Bersama setan dan malaikat 
Nikmati dan jalani Hidup
Terluka dan tersiksa tergores dalam 

Aku tidak bisa menjadi 
Sesuatu yang paling sempurna
seperti yang kau inginkan
dan seperti yang kau harapkan

Aku masih bisa berdiri
Dan aku masih tetap bertahan 
Kau peri dan bidadari
Tidak pernah untuk mengerti

Tetaplah diam disini
Dan jangan lah kau pergi
Seperti burung yang mensobek langit
Dengan diam nya .

Hemmm gak kerasa dah 2015 aja nih sahabat coreceri hhi dan dah lama gk update gara2 banyak kegiatan :D Ini sebuah Puisi dari saya ditahun 2015 semoga bermanfaat ya :D

Categories:

Minggu, 19 Oktober 2014

Aku Mencintaimu Karena Allah

Aku Mencintaimu Karena Allah


 Judul: Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah)
Penulis: Ririn Rahayu Astuti Ningrum
Penerbit: WahyuQolbu
ISBN: 979-795-825-6
Ukuran: 12,7 x 19 cm
Tebal: xii + 304 hlm
Cetakan ke: satu (2014)

Inilah sebuah novel yang berkisah tentang cinta. Cinta dalam koridor islam yang sungguh romantis namun tetap santun.

Adalah Dana, seorang pemuda yang berhasil berubah menjadi lebih baik agar bisa men-sejajarkan diri dengan Aini, seorang gadis soleha pemikat hati. Hingga akhirnya cinta Tuhan-lah yang berhasil membuat Dana larut dalam perubahan diri. Namun malang tak dapat diraih, sekian lama memendam cinta dan berusaha setia dalam diam, ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan.

Aini demikian memegang teguh pada hatinya, pada seorang kekasih masa kecil yang ia yakini pasti akan datang meski bertahun-tahun tanpa komunikasi lagi. Tapi Dana demikian tulus, bahkan rela membantu Aini menemukan cinta masa kecilnya, agar gadis itu bahagia.

Bagaimanakah akhir dari kisah cinta Dana? Mampukah Aini melihat ketulusan Dana? Akankah Hasan bertemu Aini?

Temukan disini, baca bukunya sampai habis, karena “Bukan kita yang memilih takdir, tapi takdir yang memilih kita” (hal. 66)

Cerita ini mampu meluluhlantahkan perasaan siapapun yang membacanya. Konflik batinnya sangat menggugah, membikin haru. Cinta yang tulus dan tanpa pamrih, “tentang cinta tanpa harus memiliki. Sejatinya tidak ada yang kita miliki. Jangankan calon istri, calon suami, bahkan nyawa pun bukan milik kita, tetapi milik Allah semata.” (hal. 78)

Walaupun menemukan beberapa typo:
1.    menyimpan masyakah (hal. 60)
2.    bagi serang pencinta (hal. 72)
3.    nasihtamu yang panjang (hal. 181)

Sang penulis memiliki kosakata yang kaya, banyak ditemukan kata-kata puitis yang mungkin akan membikin dahi sedikit mengkerut dan teringat pada kamus Bahasa Indonesia. :) tapi disanalah keindahannya.

Sangat direkomendasikan bagi pecinta buku-buku romance islami, bagi para remaja yang menghadapi masa puber, dan siapapun yang membutuhkan bacaan baru yang sarat hikmah dan sarat nilai-nilai religius.
Sumber

Categories: ,

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kertas dan pena yang akan merubah bangsa





Ini adalah kisah tentang seorang lelaki, yang hidup dengan sebuah kertas dan pena Teman mengarungi lautan kehidupan.
Hidup jauh dari kesan sempurna ukuran manusia, ihsan, seorang penulis andal yang karyanya tak dapat diragukan lagi -tulisannya telah bisa mengelilingi dunia. Mengalami sebuah kehidupan yang sangat tidak diinginkan oleh semua orang. Berasal dari keluarga yang berada di bawah kesan sederhana. Tak dapat bicara, pun mendengar tak diharapkannya lagi.

Malam telah berlalu. Kini, mentari telah siap menampakkan cahanya. Tak ada awan atau pun penghalang lainnya. Cahaya matahari langsung mendarat ke permukaan bumi menghiasi panorama alam bumi ini. Sinarnya mencairkan tumbuhan yang kaku akibat terkena sengatan angin malam. Ribuan tetesan embun yang jatuh dari helai-helai daun ikut mengelokan pagi itu. Terdengar kicauan burung saling berbalasan untuk menganggunkan dirinya. Namun, tidak dengan Ihsan. Mukanya tampak layu, tak ada sedikit pun keceriaan yang terlukis di wajahnya. ihsan hanya tertegun sendiri di kamarnya, memikirkan masa depannya yang dianggap tak akan cerah. Beberapa detik kemudian, ihsan mendapati sentuhan tangan yang mandarat tepat di pundaknya. Ia terkaget-kaget akannya. Ihsan menolehkan kepalanya dan mendapati seorang laki-laki bertubuh tinggi sedang berdiri seraya menatap wajahnya.
“Sedang apa kamu? Dari tadi saya memanggilmu tak ada jawaban sedikitpun” ujar Ilham. Ia adalah satu-satunya orang yang ingin menemani ihsan.
“Hmmm…” jawab Ihsan menengok, seraya dengan wajah yang lemas.
"Kok jawab nya cuma " Hmmm.." ? apa ada yang dipikirkan, kalau ada cerita dong" Ujar Ilham lagi kepada ihsan.
 bisakah kamu menuliskan apa yang ingin kamu katakan?’ isyarat Ilham.
Saat Ilham mengambil secarik kertas untuk menuliskan perkataan dari Ihsan. Ia mendapati tumpukkan kertas yang berisi kata-kata yang indah. Ia melihat sederet tulisan tepat berada paling atas dari tumpukan tersebut dengan judul Kertas dan pena yang akan merubah bangsa -yang merupakan salah satu karya Ihsan. Ilham mengambil tulisan tersebut dan membacanya dengan suara pelan. Kata-kata yang indah dan puitis membuat Ilham terharu akannya. Dia tidak menyangka bahwa selama ini Ihsan selalu menuliskan apa yang bangsa ini  alami ke dalam secarik kertas kosong yang tidak akan disangka oleh siapapun. Tulisan itu berisi harapan-harapa Ihsan untuk bangsa ini.
“ihsan  apakah ini punyamu?” Tanya Ilham, sambil menggerak-gerakan tangannya. Menandakann suatu isyarat.
Ihsan menganggukan kepalanya. ‘mengapa kau tanyakan itu?’
‘Isinya sangat indah, tak ada seorang pun yang bisa melebihi karya seperti ini. Ini adalah suatu anugerah yang alami datang dari Tuhan’.
Suasana hening di antara mereka, sesaat setelah Ilham meminta kepada Ihsan untuk mengirimkannya ke sebuah redaksi.
Hari baru telah tiba. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ihsan  menyambut senyuman dari matahari yang memesona. Wajahnya yang sangat ceria seakan memecah keterpurukan dari pengalaman yang telah ia alami. Embun-embun yang berjatuhan seakan membawa pesan kebahagiaan baginya. Tak ada sedikit pun hal yang membuat hatinya terlarut akan kesedihan. Salam manis yang datang dari bunga-bunga yang bermekaran disambutnya dengan senyuman manis dari bibirnya.
Beberapa bulan kemudian, Tak pernah menyangka, sejak tulisanya yang dikirim oleh Ilham beberapa bulan yang lalu. Sekarang ia telah menjadi maestro sastrawan termuda di dunia. Tulisannya telah diakui oleh beberapa redaksi besar di dunia. Bahkan tulisannya yang sempat dibaca oleh Ilham pertama kali telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Memang, tidak akan ada orang yang menyangka bahwa seorang wanita yang selalu dianggap lemah, kini menjadi sosok seseorang yang melibihi dari kodrat manusia yang dianggap sempurna.
Suatu hari ihsan  diundang oleh salah satu acara talk show di Amerika yang dibintangi oleh salah satu selebriti papan atas dunia, yaitu Oprah Winfrey. Seorang Host kelas kakap dan namanya juga terdaftar ke dalam deretan artis terkaya di dunia.

Begitulah Cerita hidup ihsan yang menulis" Kertas dan pena yang akan merubah bangsa " dalam novel tersebut tersirat kata-kata " Ketika 1 kata dari kertas dan pena yang merubah semuanya dan keinginan agar bangsa ini dapat berjuang.

Sekian Cerita dari saya :) Sampai jumpa lagi dengan cerita lain nya sahabat coceri :)

Jumat, 17 Oktober 2014

Tukar Link Yuk

Selamat datang di Coreceri
Jika anda mau tukeran link silahkan coment di post ini :) di jamin back 100% :) jangan lupa ya G+ nya hihih


Secarik Kertas Impian Anak Jalanan



Mimpi ku, seorang Bintang, hanya sederhana. Aku tak minta sesuatu yang macam-macam. Aku tak minta rumah mewah, bergelimang harta, dan bukan juga mobil sport macam Lamborghini. Aku hanya ingin, aku dapat merasakan yang namanya mengenyam pendidikan, yang namanya merajut mimpi, yang namanya menggapai cita-cita. Sederhana bukan? Setiap malam, aku selalu mengirim doa pada Yang Maha Kuasa, bersimbah air mata di hadapanNya. Tapi selama sebelas tahun aku terus berdoa, yang isinya itu-itu saja, selama itu pula Allah belum menjawab dan mengabulkan doaku. Mungkin ini bukan takdirku, takdirku hanyalah menjadi seorang pengamen yang bodoh. Tapi itu semua tak membuatku putus asa. Justru membuatku semakin giat berdoa pada Allah.
“Hamba tak ingin menjadi pandai, tapi saat hamba pandai, hamba lupa dengan Mu. Hamba tak ingin menjadi seorang kaya, namun saat hamba kaya iman hamba rusak. Hamba tak ingin sehat, kalau dikala sehat, hamba melupakan nikmat Mu. Hamba tak ingin hidup, tapi saat hamba diberi kesempatan menghirup oksigen, hamba lalai dengan perintah Mu. Kalau memang Engkau belum mengizinkan hamba duduk memperhatikan penjelasan guru, di dalam kelas, tak mengapa, mungkin inilah yang terbaik untuk hamba,” hanya lima kalimat itu yang dapat aku ucapkan usai shalat.


Umurku sudah sebelas tahun, tapi aku belum pernah merasakan yang namanya kasih sayang kedua orangtua. Belaian lembut seorang Bapak, dan pelukan sayang seorang Ibu. Tak pernah aku mencicipi yang namanya kasih sayang dari orangtua. Aku saja, tak tahu dimana kedua orangtuaku.

Sejak kecil, aku hidup di antara debu jalanan, di antara gedung-gedung pencakar langit yang tinggi, di antara ketamakan manusia-manusia zaman sekarang. Untuk menghidupi kebutuhanku, aku mencoba mengamen. Kebutuhan hidupku hanya dua, makanan dan minuman. Sesekali aku berpikir bagaimana negara indonesia mau jika para penjabat sendiri masih banyak yang korupsi, mementingkan diri sendiri bukan nya mementingkan masyarakat yang memilih mereka dimana mereka berfoya-foya seakan akan diri mereka sudah lengkap padahal masih ada jutaan rakyat indonesia menunggu kontribusi meraka bukan mendengar mereka korupsi.

Mimpiku " 
Kalau kami tak dapat merasakan nikmatnya hidup dengan uang, setidaknya berikan kami pendidikan yang layak. Kalau kami pintar, toh nantinya bangsa ini yang semakin maju dan tidak menjadi seperti kalian yang jago korupsi " 

Sekian Cerita/Cerpen Dari saya :) semoga Mimpi Anak jalanan dapat terwujud :) Sampai Jumpa Lagi Sahabat Coceri 

Copyright © Core Ceri | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑